Bareksa.com - Tim Analis Bareksa merekomendasikan investor agresif untuk mulai membeli bertahap reksadana indeks dan saham hingga akhir tahun ini, saat harga terbilang murah. Reksadana yang menjadi rekomendasi adalah Avrist LQ45, Principal IDX30 Kelas O, TRIM Kapital Plus dan Prospera Bijak. Alasannya, menurut data per 2 November, rata-rata penurunan imbal hasil selama satu bulan terakhir telah melebihi 5% dan harga (NAB) reksadana kembali ke level awal tahun.
Reksadana Indeks dan Saham Terkoreksi Tajam Selama 2 Bulan Terakhir
Sumber: Bareksa.com
Sejumlah sentimen yang mendukung pergerakan pasar termasuk pernyataan Bank Sentral AS, pergerakan obligasi AS dan manufaktur di China. Pertama, Gubernur Bank Sentral AS dalam pernyataannya menyiratkan bahwa mereka sepertinya sudah selesai dengan kenaikan suku bunga acuannya untuk tahun ini, setelah menaikkan suku bunga secara agresif selama setahun terakhir. Hal ini memberikan sinyal positif bagi pasar modal terutama saham yang mengalami koreksi tajam dari level tertingginya di 7.045 pada bulan September lalu hingga sempat menyentuh 6.642 pada pekan lalu.
Tabel Reksadana Rekomendasi Bareksa
Nama Produk | Dana Kelolaan | Imbal Hasil | |
1 Januari - 3 November 2023 | 3 Tahun | ||
Rp116,62 Miliar | 7.33% | 33.02% | |
Rp 192,83 Miliar | 7.24% | 51.61% | |
Rp 600,58 Miliar | -1.21% | 20.88% | |
Rp 69,90 Miliar | -1.37% | 12.17% |
Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 3 November 2023, dana kelolaan per Oktober 2023
Investor juga bisa melakukan diversifikasi dengan investasi pada ST011T2 yang memiliki kupon 6,3% dan T4 pada 6,5%. Tenor yang dua tahun memiliki kupon paling atraktif karena pada tahun depan kemungkinan era penurunan suku bunga akan terjadi sehingga selisih kupon dan suku bunga acuan akan melebar.
Baca juga Kupon ORI024 Fixed 6,10% dan 6,35% per Tahun, Obligasi Negara Lebih Menarik dari Deposito
Beli SBN Ritel ST011, Klik di Sini
Pekan lalu, yield obligasi AS yang selama ini membuat pasar modal negara berkembang tertekan selama 4 bulan terakhir akhirnya mengalami penurunan yang cukup tajam ke level 4,7% dari sebelumnya berada di level mendekati 5%. Penurunan yang tajam tersebut membuat kurs Rupiah terhadap Dolar AS kembali menguat dari sebelumnya di level 15.950 menjadi 15.750. Berbekal penurunan yield, Tim Analis Bareksa melihat Rupiah akan terus menguat terhadap Dolar AS serta akan membuat aliran dana asing kembali masuk ke Indonesia.
Kemudian, Tim Analis Bareksa melihat data perlambatan kegiatan manufaktur di China saat ini bukan menjadi prioritas utama investor global, walaupun di sisi lain hal tersebut sedikit banyak membuat kegiatan manufaktur di Indonesia ikut melambat tahun ini. Tim Analis Bareksa juga melihat inflasi yang meningkat pada bulan Oktober masih tergolong aman karena berada dalam target BI yaitu di rentang 2-4%. Kenaikan inflasi sendiri dinilai cukup wajar karena curah hujan yang belum merata di berbagai sentra pertanian menyebabkan adanya penurunan hasil panen selama beberapa bulan terakhir.
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.